Judul
: Gambaran Peran Smartphone dalam Dunia Belajar Siswa SMA Sutomo I
I. PERENCANAAN
A. Pendahuluan
Sekarang
ini, ilmu pengetahuan dan teknologi sudah sangat berkembang dalam berbagai hal,
baik untuk bisnis, pendidikan, pergaulan, dan sebagainya. Hal ini berkaitan
dengan semakin majunya pengetahuan umat manusia. Menyadari pentingnya hal
tersebut, topik yang akan diangkat dalam penelitian kali ini adalah “Peran
teknologi sebagai media belajar pada siswa SMA”.
Adapun
topik tersebut dipilih karena peran teknologi tidak terlepas dari dunia
pendidikan sekarang ini. Dari tahun ke tahun, dunia pendidikan semakin dimodifikasi
berhubungan dengan kemajuan teknologi. Contohnya saja pada tahun 90-an,
anak-anak maupun orang dewasa belum semuanya menggunakan telepon genggam. Pada
tahun 2000-an telepon genggam sudah mulai banyak dipergunakan secara umum dan
telepon genggam itu sendiri juga sudah muncul berbagai jenis. Semakin
bertambahnya waktu, telepon genggam juga semakin canggih. Sekarang ini, sudah
muncul berbagai jenis telepon genggam seperti smartphone, android,
dsb. Hal tersebut juga menyebabkan anak-anak zaman sekarang sudah tidak asing
lagi untuk menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari.
B.
Landasan Teori
1.
Smartphone
Telepon
pintar (smartphone) adalah telepon genggam yang mempunyai kemampuan
tingkat tinggi, dan kadang-kadang dengan fungsi yang menyerupai komputer. Secara
umum, smartphone adalah sebuah ponsel multifungsi yang menggabungkan
beberapa fungsi dari sebuah PDA, seperti personal scheduler, kalender
dan phonebook. Sebuah smartphone dilengkapi dengan kemampuannya
untuk mengakses internet, cek e-mail, memainkan online game
sampai menulis dan mengedit dokumen spreadsheet seperti file Microsoft
Word dan Excel layaknya sebuah komputer mini. Oleh karena itu, seperti halnya
pada komputer, Anda juga dimungkinkan untuk membuat sebuah aplikasi yang
selanjutnya dapat dijalankan pada smartphone.
Berikut
adalah ciri-ciri smartphone :
Ini merupan
ciri yang paling utama dari sebuah smartphone. Ponsel bisa
disebut smartphone kalau didalamnya sudah dibenamkan sebuah sistem
operasi. Contoh dari sistem operasi Android, Symbian, Windows Mobile,
dll.
Setiap smartphone
harus memiliki dukungan perangkat keras yang mampu menjalankan sistem operasi
yang telah dibenamkan di dalamnya. Perangkatnya sama dengan sebuah PC
hanya saja dalam ukuran yang kecil.
Satu lagi
hal yang didapat dalam smartphone yaitu pengolah pesan yang lebih dari
ponsel biasanya. Smartphone memiliki keunggulan dalam mengolah pesan
yaitu berupa pesan elekronik (e-mail).
Kemampuan
lain yang dimiliki oleh sebuah smartphone adalah bisa digunakan
mengakses web / internet dan konten yang disajikan di browser-nya, sudah
hampir mendekati seperti layaknya kita mengakses web lewat komputer.
Hal yang
membuat menyenangkan adalah smartphone dapat dijejali berbagai aplikasi,
selama aplikasi tersebut sesuai dengan sistem operasi yang ada. Biasanya untuk
mendapatkan aplikasi, para produsen smartphone telah menyediakan tempat
khusus untuk berbelanja aplikasi.
Ini adalah
yang membuat tampilan smartphone terlihat begitu berbeda, dia memiliki
keyboard qwerty. Walau saat ini sudah banyak ponsel biasa yang mengusung
keyboard semacam ini. Namun keyboard qwerty pertama kali diadopsi oleh smartphone.
Kelebihan
lainya adalah aplikasi pengolah data-data office. Setiap smartphone
memiliki kemampuan semacam ini yang dapat diperoleh dengan menginstal
apilkasi office. Aplikasi semacam ini dapat diinstal sendiri ataupun
bawaan dari pabrik.
Fungsi-fungsi
smartphone meliputi :
1. Menggantikan komputer
·
Viewer
·
Editing
·
Office
·
Email
·
Internet
2. Menelepon
3. Mengirim pesan pendek (SMS)
2.
Siswa
a.
Pendekatan sosial
Siswa
adalah anggota masyarakat yang sedang disiapkan untuk menjadi anggota
masyarakat yang lebih baik. Sebagai anggota masyarakat, dia berada dalam
lingkungan keluarga, masyarakat sekitarnya, dan masyarakat yang lebih luas.
Siswa perlu disiapkan agar pada waktunya mampu melaksanakan perannya dalam
dunia kerja dan dapat menyesuaikan diri dari masyarakat. Kehidupan
bermasyarakat itu dimulai dari lingkungan keluarga dan dilanjutkan di dalam
lingkungan masyarakat sekolah. Dalam konteks inilah, siswa melakukan interaksi
dengan rekan sesamanya, guru-guru, dan masyarakat yang berhubungan dengan
sekolah. Dalam situasi inilah nilai-nilai sosial yang terbaik dapat ditanamkan
secara bertahap melalui proses pembelajaran dan pengalaman langsung.
b. Pendekatan Psikologis
Siswa
adalah suatu organisme yang sedang tumbuh dan berkembang. Siswa memiliki
berbagai potensi manusiawi, seperti bakat, minat, kebutuhan,
sosial-emosional-personal, dan kemampuan jasmaniah. Potensi-potensi itu perlu
dikembangkan melalui proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah, sehingga
terjadi perkembangan secara menyeluruh menjadi manusia seutuhnya. Perkembangan
menggambarkan perubahan kualitas dan abilitas dalam diri seseorang, yakni
adanya perubahan dalam struktur, kapasitas, fungsi, dan efisiensi. Perkembangan
itu bersifat keseluruhan, misalnya perkembangan intelegensi, sosial, emosional,
spiritual, yang saling berhubungan.
c.
Pendekatan edukatif / paedagogis
Pendekatan
pendidikan menempatkan siswa sebagai unsur penting, yang memiliki hak dan
kewajiban dalam rangka sistem pendidikan menyeluruh dan terpadu.
Dalam penelitian ini peneliti memilih siswa/i kelas SMA 1
dengan jangkauan umur 14-16 tahun dimana siswa/i yang bersangkutan sedang
berada pada tahap masa remaja. Peneliti memilih subjek tersebut karena
memandang bahwa masa tersebut merupakan masa dimana permulaan menggunakannya smartphone
dengan optimal dan untuk anak yang berada di bawah umur tersebut dianggap belum
mahir dalam menggunakan smartphone.
Menurut J.J. Piaget, remaja berada pada tahap operasi
formal, yaitu tahap berpikir yang dicirikan dengan kemampuan berpikir secara
hipotetis, logis, abstrak, dan ilmiah. Pada usia remaja, operasi-operasi
berpikir tidak lagi terbatas pada obyek-obyek konkrit seperti usia sebelumnya,
tetapi dapat pula dilakukan pada proposisi verbal (yang bersifat abstrak) dan
kondisi hipotetik (yang bersifat abstrak dan logis).
Dibandingkan
anak-anak, remaja memiliki kemampuan lebih baik dalam berpikir hipotetis dan
logis. Remaja juga lebih mampu memikirkan beberapa hal sekaligus – bukan hanya
satu – dalam satu saat dan konsep-konsep abstrak (Keating, dalam Carlson,
dkk.,1999). Menurut Nettle (2001), remaja juga dapat berfikir tentang proses
berpikirnya sendiri, serta dapat memikirkan hal-hal yang tidak nyata –
sebagaimana hal-hal yang nyata – untuk menyusun hipotesa atau dugaan.
Dengan
demikian, peneliti memutuskan untuk memilih remaja (siswa kelas X Sutomo I)
sebagai subjek penelitian.
C. Alat atau Bahan
1. Kuesioner sebagai alat ukur tes
2. Printer untuk mencetak kuesioner
3. Kamera untuk dokumentasi
D. Analisis Data
Kuesioner
sebagai alat ukur yang terdiri atas 30 item dibagikan dan diisi oleh dua kelas
yang berbeda, yakni kelas X-1 dan X-21. Hasil data yang diambil bertujuan untuk
melihat apakah fungsi-fungsi yang terdapat di dalam smartphone berguna
bagi kedua kelas tersebut dalam dunia belajar mereka. Maka, kuesioner kemudian
dikategorisasikan dalam golongan berperan, netral, dan tidak berperan. Skor
tertinggi yang dapat dihasilkan yakni sebesar 30. Kemudian skor dibagi menjadi
tiga bagian, yaitu kuartil atas, median, dan kuartil bawah. Data diolah
dengan statistik deskriptif menggunakan tendency central berupa modus. Berikut adalah pembagian interval
skor yang merepresentasikan masing-masing kategorisasi :
-
Apabila skor yang paling banyak
didapat menunjukkan rentang 0 hingga 7,5 (kuartil bawah), maka kesimpulannya
adalah smartphone tidak berperan dalam dunia belajar mereka.
-
Apabila skor yang paling banyak
didapat menunjukkan rentang 7,5hingga 22,5 (median), maka kesimpulannya smartphone
termasuk ke dalam kategorisasi netral dalam dunia belajar mereka.
-
Apabila skor yang paling banyak
didapat menunjukkan rentang 22,5hingga 30 (kuartil atas), maka
kesimpulannya adalah smartphone berperan dalam dunia belajar mereka.
E. Objek atau Subjek
Data yang diambil dari sekolah SMA Sutomo 1 Medan dengan
subjek penelitian adalah murid SMA 1 Sutomo I. Populasi murid SMA kelas X di sekolah Sutomo 1 berjumlah
sekitar 1056 orang, dan melihat
keterbatasan waktu penelitian, sampel yang dipilih berjumlah 40 orang yang
diambil dari dua kelas dan
dianggap mewakili populasi,
yakni dari kelas X-1 dan X-21.
F.
Jadwal Pelaksanaan
Þ 26 April 2012 : Penentuan topik dan judul
Þ 28 April 2012 : Menentukan asumsi teori yang dipilih
Þ 30 April 2012 : Menyusun pendahuluan dan landasan teori
Þ 1 Mei 2012 : Menyusun kuesioner
serta alat dan bahan
Þ 2 Mei 2012 : Menanyakan
ketersediaan SMA Sutomo
I untuk diteliti
Þ 3 Mei 2012 : Meminta surat izin
fakultas
Þ 7 Mei 2012 : Mendapat izin dari SMA
Sutomo 1 dan menentukan hari yang dipilih untuk melakukan penelitian
Þ 14Mei 2012 : Melakukan penelitian ke SMA Sutomo
I dengan menyerahkan 40 kuesioner kepada kepala SMA Sutomo I untuk diisi
oleh siswa
Þ18 Mei 2012 : Mengambil kuesioner yang telah
diisi , memberikan reward, dan dokumentasi
Þ 27 Mei 2012 : Menganalisis data
G.
Kalkulasi Biaya
1. Biaya print kuesioner :
Rp 800,-
2. Biaya fotokopi kuesioner : Rp 24.000,-
3. Biaya transportasi : Rp 20.000,-
4. Biaya reward : Rp 17.000,-
Total biaya : Rp 61.800,-
II.
PELAKSANAAN
Pada pelaksanaan penelitian ini, kelompok berkumpul di
lokasi tujuan penelitian, yaitu sekolah SMA SUTOMO I, Jl. Letkol Martinus
Lubis No.7 Medan, yang berlangsung pada 14 Mei 2012, pukul 09.00 WIB. Sebelum
memasuki gerbang sekolah, kelompok
memeriksa terlebih dahulu barang-barang yang telah dipersiapkan untuk melakukan
penelitian, berupa kuesioner, reward dan kamera.
Setelah semuanya lengkap, kelompok memasuki gerbang sekolah dan meminta izin masuk dari satpam
untuk bertemu kepala sekolah. Sesampainya di kantor kepala sekolah, kelompok
menjelaskan mengenai tujuan penelitian dengan detail kepada kepala sekolah.
Berhubung karena peraturan SMA SUTOMO I tidak mengizinkan
tamu untuk berkunjung ke kelas-kelas, maka kepala sekolah kemudian menyuruh
salah satu pegawai untuk membantu kelompok dalam membagikan kuesioner. Kelompok
kemudian menjelaskan cara pengisian kuesioner secara detail kepada pegawai
tersebut. Berhubung pengisian kuesioner tidak dapat langsung diisi pada saat
itu karena dianggap dapat mengganggu proses belajar, maka kepala sekolah SMA
SUTOMO 1 Medan meminta kelompok untuk kembali lagi pada tanggal 18 Mei 2012
untuk mengambil kuesioner, membagikan reward dan dokumentasi dengan
beberapa responden. Pada tanggal 27 Mei 2012, kelompok baru menganalisis data
karena seluruh anggota kelompok baru dapat berkumpul dan mengerjakannya
bersama-sama.
III.
PELAPORAN DAN EVALUASI
A.
Laporan
Dari
data yang diperoleh dari 40 sampel , didapatkan :
- 16 siswa/i menyatakan bahwa smartphone
turut berperan (berguna) dalam dunia belajar mereka.
- 24 siswa/i menyatakan bahwa smartphone
bersifat netral dalam dunia belajar mereka.
- Tidak ada satu orang pun yang
menyatakan bahwa smartphone tidak berperan dalam dunia belajar mereka.
Dari
data-data yang diperoleh tersebut,dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar
sampel (26 murid SMA kelas X Sutomo I) menyatakan bahwa smartphone
bersifat netral dalam dunia belajar mereka.
Sifat netral disini dapat diartikan bahwa subjek merasa smartphone
bermanfaat dalam dunia belajar mereka, seperti fungsi smartphone yang
telah disebutkan pada landasan teori, yakni smartphone mempermudah
subjek dalam mencari informasi-informasi dan juga pengetahuan-pengetahuan baru
yang up-to-date, smartphone menyediakan aplikasi notes yang dapat
berguna sebagai reminder mereka, aplikasi kamus yang dapat digunakan kapan
saja, dan subjek juga bisa menggunakan aplikasi pengolah data office
yang terdapat di dalam smartphone untuk menulis atau mengedit tugas
mereka.
Namun, disamping manfaat-manfaat positif yang telah
disebutkan, smartphone juga memiliki dampak negatif dalam dunia belajar
subjek. Contohnya seperti, subjek tidak jarang menggunakan smartphone
untuk hal yang tidak berhubungan dengan pelajaran ketika kelas sedang
berlangsung. Hampir setengah dari jumlah subjek yang ada juga mengaku sering
mendengarkan lagu ketika kelas sedang berlangsung. Dan lebih dari setengah
subjek yang ada menyatakan bahwa apabila ketika mereka tidak bersama smartphone,
mereka merasa kesulitan dan tidak dapat belajar dengan baik. Akibatnya, subjek
menjadi sangat bergantung kepada smartphone. Kesimpulan ini ditarik
berdasarkan modus yang didapatkan dari data-data tersebut.
Poster
B. Evaluasi
Awalnya
kelompok merencanakan akan memulai pengerjaan proyek mini ini sebelum UTS.
Namun, berhubung banyaknya tugas dan persiapan UTS, kelompok menunda pengerjaan
proyek mini terus-menerus. Lalu, sehari setelah UTS, kelompok segera berdiskusi
untuk menentukan topik dan judul proyek mini agar tidak semakin terbengkalai
lagi. Biaya yang diprediksi awalnya adalah sekitar Rp 50.000,- ternyata setelah
pelaksanaannya, biaya mencapai Rp 61.800,-. Secara garis besar, pengerjaan
proyek mini ini berjalan dengan lancar meskipun menemui banyak kendala.
Testimoni
Kelompok :
Waktu
yang diberikan untuk pengerjaan proyek mini ini sebenarnya sudah lebih dari
cukup. Namun, kesalahan kelompok adalah menunda pengerjaan terus menerus
sehingga terburu-buru dalam mengerjakan proyek mini ini. Semua kendala yang
kelompok hadapi memberi pelajaran kepada kelompok agar tidak menunda pekerjaan
lagi. Dengan adanya proyek mini ini, kelompok pun mendapat pengalaman yang
berharga dan berguna ke depannya.
· Gustrispa Naomi Sirait (11-035)
Mengambil peran sebagai anggota kelompok dalam menjalankan
suatu survey ini langsung ke lapangan adalah kali pertama saya lakukan. Saya
sangat tertarik dengan segala pengerjaan proyek mini ini. Sebenarnya untuk
menyelesaikan proyek ini tidak mudah, dibutuhkan kesungguhan dan kekompakan
kelompok dalam setiap detail dan pengerjaannya. Berhubung anggota kelompok saya
sangat bisa diandalkan, saya tidak merasa terbebani dengan proyek ini. Belum
lagi begitu banyak manfaat yang saya dapatkan dari pengerjaan proyek mini.
· Fera ( 11-037 )
Ini merupakan pertama kalinya saya melakukan survey secara
langsung. Saya belajar banyak hal selama pengerjaan proyek mini ini, misalnya
mulai dari bagaimana kerjasama kelompok untuk menentukan perencanaan, prosedur
melakukan survey ke tempat lain, bagaimana membuat suatu kuesioner, dan
semacamnya. Saya yakin proyek mini ini akan sangat bermanfaat bagi saya dan
teman – teman lainnya sebagai bekal apabila ingin melakukan penelitian kelak.
· Chindy ( 11-097 )
Membuat survey ( yang merupakan pertama kalinya bagi saya )
sangatlah tidak mudah, mulai dari perencanaan, pembuatan kuesioner hingga
analisis data. Tetapi dengan dilakukannya survey secara langsung ini, menambah
wawasan saya dalam melakukan survey dan di sisi lain mengakrabkan kelompok
karena sering berdiskusi dan bekerja sama untuk mendapatkan hasil yang
maksimal. Walaupun untuk mendapat hasil akhir tidaklah mudah.
· Fonds Novel ( 11-105 )
Membuat suatu penelitian itu tidaklah segampang yang
dibayangkan. Sangat diperlukan usaha yang maksimal dalam menyelesaikan
penelitian tersebut. Namun, hal ini telah menjadi pengalaman yang sangat
berharga dan sesuatu yang menyenangkan bagi saya. Dari yang pada awalnya tidak
mengerti apa-apa, hingga sekarang akhirnya mampu menyelesaikannya.
Dokumentasi dengan beberapa murid (partisipan) :
Referensi
: